Minggu, 21 Agustus 2011

Pelestarian Budaya Tradisional di Bali Utara

















Singaraja, Pawai Dawang-Dawang yang kali pertama digelar Pemkab Buleleng melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng, merupakan satu upaya untuk melestarikan tradisional Budaya yang dimiliki Bali Utara.

Gelaran Pawai Budaya Dawang-Dawang, Kamis (7/4) memiliki arti tersendiri bagi Kabupaten Buleleng. Wahana Pawai yang merupakan kali pertama itu sebagai pelestarian tradisi Budaya yang dimiliki Bali Utara termasuk sebagai penggalian potensi untuk dikembangkan dan diperkenalkan kepada masyarakat.

Bupati Buleleng, Putu Bagiada mengatakan, dipilihnya Pawai Budaya berupa penampilan Dawang-Dawang untuk melestarikan tradisi khas Bali Utara dalam rangkaian Upacara Pengabenan, disamping tema kegiatan PKB, Desa Kala Patra.

Di sisi lain keberadaan dawang-dawang sebagai bagian dari prosesi pengabenan saat ini sudah sangat jarang ditemukan.“Pemerintah Kabupaten Buleleng akan melakukan upaya untuk menggali satu persatu potensi budaya, tradisi maupun kesenian yang langka dan khas Bali Utara untuk dapat ditampilkan dalam berbagai kegiatan budaya,” ungkap Bupati Bagiada.

Hal senada diungkapkan Budayawan Buleleng Gede Marayana, dimana Dawang-Dawang yang digunakan dalam setiap pengabenan di Buleleng memiliki makna antara kelahiran dan kematian ataupun purusa dan predana. ”Ada makna tersendiri untuk dawang-dawang itu, kalau dalam prosesi pengabenan menyimbolkan sebuah kelahiran dan kematian, baik purusa atau predana (laki dan perempuan) sehingga dawang-dawang itu selalu ditampilkan sepasang,” paparnya. 

Dawang-Dawang sebagai bagian dalam sebuah proses pengabenan di Bali Utara sejak delapan tahun terakhir sangat jarang dan langka ditemukan di Kabupaten Buleleng. Menyikapi kondisi itu, Dawang-Dawang sebagai kesenian Khas Bali Utara mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Buleleng, sehingga dalam ajang Pawai Budaya Pembukaan Pesta Kesenian Bali, PKB ke tiga puluh tiga Kabupaten Buleleng yang dirangkaikan dengan Hari Ulang Tahun Kota Singaraja ke 407 menjadi tema utama, disamping Ogoh-Ogoh berupa Singa Ambara Raja dan Megoak-goakan. 

Pawai Budaya Dawang-Dawang yang dipusatkan di Tugu Singa Ambara Raja di buka Bupati Buleleng Putu Bagiada ditandai dengan pemukulan kulkul disaksikan Jajaran Muspida Kabupaten Buleleng beserta undangan dan ribuan masyarakat yang tumpah ruah menyaksikan pawai budaya itu.

Dalam Pawai Budaya Dawang-Dawang diawali dari Tugu Singa Ambara Raja dengan menempuh Rute Jalan Veteran, Jalan Gajah Mada, Jalan Dokter Sutomo, Jalan Ahmad Yani hingga finish di Jalan Dewi Sartika Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

----OM SWASTIASTU---- Welcome to my blog, hopefully you get the information you want on the tourist island of Bali